FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPOTERMI PASCA SPINAL ANESTESI DI INTALASI BEDAH SENTRAL
Keywords:
Hipotermi, usia, IMT, jenis kelamin, lama operasi, general anestesiAbstract
ABSTRACTHypothermy is a condition in which the body's temperature-delivering mechanism has difficulty coping with the stress of cold temperatures. Hypothermy can also mean that the temperature of body parts is below 36 0C (Potter & Perry 2015). In spinal anesthesia will lower the threshold of shivering to the hypothermic core in the first hour or after spinal anesthesia will decrease by about 1-2oC. Shivering usually occurs in the intraoperative period until the postoperative period. The incidence rate varies greatly between 5% and 65%, It is associated with the redistribution of body heat from the core compartment to the periphery and causes hypothermy. (Alfonsi, 2009).
Keywords: Hypothermic, age, BMI, sex, duration of operation, spinal anaesthesia
ABSTRAK
Hipotermi adalah suatu kondisi dimana mekanisme tubuh pengantar suhu kesulitan untuk mengatasi tekanan suhu dingin. Hipotermi juga dapat diartikan bahwa suhu bagian tubuh dibawah 36 0C (Potter&Perry 2015). Pada anestesi spinal akan menurunkan ambang menggigil sampai pada inti hipotermi pada jam pertama atau setelah dilakukan anestesi spinal akan menurun sekitar 1-2ᵒC. Shivering biasanya terjadi pada periode intra operasi sampai dengan masa pasca operasi. Angka kejadiannya sangat bervariasi antara 5% sampai dengan 65%, Hal ini berhubungan dengan redistribusi panas tubuh dari kompartemen inti ke perifer dan menyebabkan hipotermi. (Alfonsi, 2009).
Kata Kunci: Hipotermi, usia, IMT, jenis kelamin, lama operasi, general anestesi
Downloads
References
Arisman, M. B. (2007). Buku Ajar Ilmu Gizi: Daur Gizi dalam Kehidupan. Jakarta: EGC.
Buggy, D. J., & Crossley, A. W. A. (2000). Thermoregulation, Mild Perioperaatie Hypothermia and Post Anesthetic Shivering. Br.J Anaesth 84(5): 615-628.
Butwick, A. J. (2007). Operative Forced Air- Warming During Caesarean Delivery Under Spinal Anaesthesia Does Not Prevent Maternal Hypothermia, Anaesthesia and Analgesia, Vol. 105, Issue 5, pp.1413-1419.
Chintamani, E. S. D. (2008). Direktorat Gizi Masyarakat. (2003). Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Jakarta: Dirjen Bina Kesmas Depkes RI.
Dughdale, A. (2011). Vetirenary Anaesthetic: Principle to Practice. United Kingdom: Blakwell Publishing Ltd.
Ganong, W. F. (2008). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Guyton, A. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
Guyton, H. (2008). Text book of Medical Physiology, (11th ed). Pennsylvania: Elsevier Saunders.
Harahap, A. M. (2014). Angka Kejadian Hipotermia dan Lama Perawatan di IBS pada Pasien Geriatri Pascaoperasi Elektif Bulan Oktober 2011- Maret 2012 di
Rumah Sakit Dr.Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif
Volume 2(1) No: 36-44. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Hujjatulislam, A. (2015). Perbandingan Antara Penggunaan Asam Amino dan Ringer Laktat Terhadap Penurunan Suhu Inti Pasien yang Menjalani Operasi Laparatomi Ginekologi dengan Anestesi Umum. Jurnal Anestesi Perioperatif 2015, 3(3): 139-45.
Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Grasindo
Indriati, E. (2010). Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Olahraga. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.
Islami, R. H. (2012). Pengaruh Penggunaan Ketamin Terhadap Kejadian Menggigil Pasca Anestesi Umum. Skrpsi S1 Kedokteran Umum Uniersitas Diponegoro Semarang (dipublikasikan).
Joshi, Shivkumaran, Bhargava, Kausara & Sharma. (2006). Issues in Geriatric Anesthesia. SAARC J Anestesia. 1: 39-49.
Kartasapoetra, G dan Marsetyo. (2008). Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Kiekkas, P, et al. (2007). Effects of Hypothermia and shivering on Standard PACU Monitoring of Patients. AANA J. Vol. 73(1): 47-53.
Lissauer, T. (2009). At A Glance Neonatologi. Jakarta: Erlangga.
Mahalia, S. M. (2012). Efektivitas Tramadol Sebagai Pencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum. Skripsi S1 Kedokteran Umum Uniersitas Diponegoro Semarang (dipublikasikan).
Majid, A., Judha, M., & Istianah, U. (2011). Keperawatan Perioperatif. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Mangku, G., & Senapathi, T. G. A. (2010). Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: PT. Indeks.
Morgan, G. E., & Mikhail, M. (2013). Clinical Anesthesiology edisi-5. New York: MC.Grow
Mulyati. (2013). Gambaran Angka Kejadian Hipotermi dan Lama Perawatan di Ruang Pemulihan pada Pasien Lansia Pasca Operasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif 2013
Muttaqin, A., & Sari, K. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Metodologi Penelitian Ilmu Keperwatan. Jakarta: Salemba
Medika.
O’Connel, J., et al. (2011). Accidental Hypothermia & Frostbite: Cold – Related Conditions. The Health Care of Homeless Persons, Part II, pp. 189 – 197.
Press, C. D. (2013). General Anesthesia Medscape. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1271543-overview pada tanggal 15 Februari 2017.
Proverawati, A., & Kusuma, E. (2010). Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Hormat Janner
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
